STOP SCROLLING START BERJUANG



Panduan Karier Gen Z 2025: Stay Aesthetic, Stay Poor, Stay Compliant

DISCLAIMER: Konten ini mengandung realita pahit dan sangat tidak aesthetic.
Hai Gen Z, pejuang work-life balance yang gajinya cuma buat self-reward setelah bayar kosan dan latte!
Melihat keresahan kalian di kolom komentar dan thread Twitter (X), kami—para Boomer dan Milenial yang gajinya 'aman' karena sudah lebih dulu 'menderita' dan 'tahu diri'—terharu. Kami tahu, kami tahu, gaji UMR itu cuma mitos kalau biaya healing dan skincare dihitung. Kami tahu, kontrak kerja outsource 1 tahun tapi diperpanjang 10 kali itu adalah plot twist paling buruk setelah ending film favoritmu.
Tapi, bukankah semua itu pilihan hidup yang chill?

💸 Bab 1: Seni Mengelola Gaji yang Tak Sebanding
Target Gaji Ideal: Rp10 juta.

Gaji Realita: Rp2,5 Juta (karena sisanya sudah diamankan platform pinjol dan paylater).
Kenapa harus repot-repot bergabung Serikat Pekerja? Bukannya lebih asyik kalau kalian:
 * Stop Ngeluh: Ingat, mindset adalah segalanya! Kalau kalian terus berpikir gaji kecil, ya selamanya kecil. Coba ubah mindset jadi: "Gaji saya kecil, tapi vibes kantor saya aesthetic!"
 * Optimalkan Side Hustle: Jadilah affiliate marketing! Jual pre-loved item! Jadi content creator! Jangan cuma mengandalkan gaji utama. Memperjuangkan Upah Layak itu butuh energi, bestie. Energi itu mending dipakai buat bikin konten yang FYP biar dapat endorse, 'kan?
 * Filosofi Budak Korporat Aesthetic: Kalian memang digaji kecil, tapi jangan sampai terlihat miskin. Beli kopi mahal (walaupun cuma bisa sekali seminggu), OOTD keren buat ke kantor (walaupun naik motor 10 tahun), dan jangan pernah sekali-kali mengaku "Buruh". Buruh itu istilah ketinggalan zaman, kita ini "Associate-Prekariat-Digital-Nomad-in-Training".

⏳ Bab 2: Keajaiban Kontrak Kerja yang "Fleksibel"
Kepastian Kerja: Dulu, itu artinya diangkat jadi karyawan tetap.

Sekarang, itu artinya: "Kita akan lihat bagaimana kinerjamu. Kontrakmu diperpanjang per-3 bulan ya. Jangan khawatir, kamu bebas resign kapan pun kamu mau! Kami juga bebas tidak memperpanjangmu kapan pun kami mau. Sangat fleksibel, bukan?"
Mengapa kalian harus menuntut kepastian kerja atau undang-undang yang berpihak?
 * Pentingnya Growth Mindset: Kalau diangkat karyawan tetap, nanti cepat bosan. Justru dengan kontrak yang menggantung, kalian dipaksa untuk terus upgrade skill dan selalu siap melamar kerja di tempat baru! Itu namanya adaptif, Gen Z banget!
 * Melatih Jiwa Wanderlust: Kantor hari ini di Jakarta, besok lusa sudah di PHK, minggu depan bisa jadi jadi freelancer di Bali. See? Ini bukan PHK, ini "Pelepasan Diri untuk Menemukan Jati Diri". Siapa butuh Serikat Pekerja kalau kalian sudah punya Google Maps untuk mencari lokasi ngopi baru sambil scroll loker?
 * Undang-Undang Ketenagakerjaan: Ah, itu cuma tumpukan kertas tebal yang membosankan. Mending hapalin algoritma TikTok atau cara edit video yang cinematic. Lagipula, undang-undang itu dibuat oleh orang-orang yang sudah punya BPJS seumur hidup. Kalian, tugasnya cuma complain di Threads, kasih tagar viral, lalu kembali bekerja. Cukup aware, tidak perlu care sampai ikut aksi.

📢 Bab 3: Activism Gen Z: Cukup Viral, Jangan Sampai Fisik!
Tuntutan: Upah layak, kerja tetap, jaminan sosial.

Aksi yang Diambil: Bikin Insta Story sambil pasang filter sedih dan lagu indie yang sendu.
Hei, kami hargai effort kalian! Membuat narasi satire di Twitter/Threads yang relate dengan penderitaan kalian itu sudah merupakan perjuangan yang heroik! Sudah dapat likes ribuan? Selamat, kamu adalah Aktivis Digital Sejati!
Tapi, dengar baik-baik:
 * Jalanan Itu Panas: Turun ke jalan? Demo? Teriak-teriak? Wah, nanti kulitmu rusak, makeup-mu luntur, dan outfit-mu jadi kotor. Itu sangat tidak aesthetic. Mendingan, buatlah challenge baru: #MyGajiMyStruggle sambil flexing pengeluaran di coffee shop mahal. Dijamin viral!
 * Serikat Pekerja Itu Old School: Mereka isinya bapak-bapak berkumis yang teriak-teriak dan membawa bendera yang warnanya too saturated. Kalian, 'kan, maunya komunitas yang vibes-nya cool, seperti "Kolektif Kreatif Anti-Prekariat" atau "Klub Rebahan dengan Gaji UMR". Ngapain gabung serikat? Itu effort banget!
Jadi, teruskan saja scroll-nya!
Selama kalian bisa check-out barang di e-commerce dengan cicilan 3 bulan, selama kalian masih bisa hangout di akhir pekan (walaupun cuma pesan air mineral), selama kalian masih bisa complain di media sosial tanpa di-doppelganging kantor, berarti hidup kalian MASIH AMAN.
Upah? Kepastian Kerja? Undang-Undang?
Nanti saja. Kalau sudah tidak ada lagi kuota internet buat ngeluh, baru kita bicarakan lagi.
🚩 Kapan Kalian Harus Mulai Bergerak (secara offline)?
 * Saat PayLater Ditolak: Itu tanda bahaya! Bukan karena kamu boros, tapi karena gaji bulananmu dinilai tidak capable melunasi lifestyle yang diminta oleh korporasi.
 * Saat Skincare Habis dan Gaji Belum Cair: Prioritas sudah terganggu! Ini bukan lagi soal uang, ini soal eksistensi!
 * Saat Kalian Sadar: Bahwa satu-satunya cara untuk mengubah sistem yang tidak adil (upah, kontrak, undang-undang) adalah bukan dengan like atau share, tapi dengan kekuatan kolektif—suara yang terorganisir, terdaftar, dan turun langsung.

Atau kalian memang lebih suka terus-menerus menjadi content dari penderitaan kalian sendiri?
Pilihannya ada di tanganmu: Tetap aesthetic dan apatis, atau mulai berani bersuara dan terorganisir?

Dani-media brigadespsi

2 Comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Gen Z miskin? Apatis?🤔😁 Atau ga di kasih kesempatan berkembang? Setau saya gen z itu anak yang bebas, kreatif, tidak suka di kekang dan idenya out of the box, yg suka jadi masalah itu saat idenya sering di tolak. Merasa tidak di dengar, merasa di abaikan.

    Kalau mau ajak anak gen Z ikut serikat dan udah tau cara pola pikirnya, ya tinggal di kasih tantangan aja gen Z, bikin lomba, conten kreator kah, lomba membuat orasi untuk naik gaji dengan gaya mereka. Dan berikan hadiah, hadiahny bukan cuma uang tapi penghargaan, pengakuan, di sosial media. Berikan ruang kebebasan berkembangnya Ide. Berikan fasilitasnya Hasilny pasti bagus.

    ReplyDelete
Previous Post Next Post